Generator adalah salah satu alat yang dimiliki banyak orang
akan tetapi jarang dirawat. Kebanyakan orang memiliki generator sebagai back-up
power ketika terjadi pemadaman dari sumber listrik utama yang biasanya adalah
PLN. Pada daerah-daerah yang jarang terjadi pemadaman listrik, sebuah genset
bisa tidak disentuh selama beberapa tahun. Alhasil, ketika listrik padam dan
generator sangat dibutuhkan, generator tersebut tidak dapat berfungsi secara
optimal.
Sebuah generator gasoline yang menggunakan bahan bakar bensin
memiliki kelebihan dibanding generator diesel yang menggunakan bahan bakar
solar. Bensin lebih mudah terbakar sehingga dibutuhkan energi lebih sedikit
untuk menggerakan engine bensin dibanding engine diesel. Generator bensin
biasanya mempunyai ‘recoil starter’ yang dapat digunakan untuk memicu gerakan
awal untuk menyalakan generator. Berarti generator gasoline tidak perlu
bergantung hanya pada baterai untuk menyalakannya layaknya generator diesel.
Dengan kata lain, sebuah generator gasoline tidak ‘harus’ dipanaskan setiap
minggu untuk memenuhi kebutuhan daya sebuah baterai karena generator tersebut
dapat dinyalakan secara manual sewaktu dibutuhkan.
Akan tetapi, permasalah pada generator gasoline juga berada
pada bahan bakarnya. Bensin adalah minyak yang sudah diolah dengan sangat halus
dengan tambahan komposisi senyawa kimia tertentu untuk menghasilkan
karakteristik yang spesifik. Salah satu karateristiknya adalah
volatilitas(volatility), yang artinya pada kondisi mana dan seberapa mudah
senyawa tersebut dapat menguap sehingga mudah terbakar secara efisien
Senyawa kimia yang membuat bensin mudah menguap cenderung
menguap dengan sendirinya setelah beberapa waktu. Sehingga, volatilitas sisa
campuran dalam bensin tersebut menjadi lebih rendah dan kemampuan bensin
tersebut untuk membakar secara sempurna juga menurun. Semakin rendah volatilias
bahan bakar, semakin menurun pula efisiensi pembakaran bahan bakar tersebut.
Hasilnya adalah kemampuan engine yang menurun. Generator Anda mungkin masih
bisa menyala, namun tidak akan dapat melakukan fungsinya secara optimal.
Bensin terdiri dari senyawa hydrocarbon yang sangat mudah bereaksi
dengan oksigen dan mengalami oksidasi yang akan mengubah komposisi senyawa
tersebut. Hasil dari oksidasi adalah endapan dan kotoran pada sistem bahan
bakar. Endapan ini dapat menempel pada saluran maupun di carburator atau bahkan
lubang output fuel injector. Endapan tersebut akan membuat kerja mesin kurang
efisien. Membersihkan endapan ini sangat memakan biaya.
Bensin yang mempunyai kandungan etanol yang tinggi sangat
rentan dengan kontaminasi air karena etanol cenderung menghisap cairan dari
udara yang lembab. Seperti yang Anda ketahui, air bukanlah bahan bakar yang
baik dan dapat membuat starter mesin menjadi susah, bahkan menggangu putaran
saat mesin bekerja. Yang lebih parah lagi, air dapat menyebabkan terjadiny karat
di saluran bahan bakar sehingga bagian-bagian tersebut perlu diganti.
Bagaimana cara kita
tahu bensin tersebut sudah rusak? Sebaiknya bensin tidak diamkan disuatu
tempat untuk lebih dari 6 bulan. Bensin yang sudah rusak atau teroksidasi akan
berubah warnanya menjadi lebih gelap dan juga bau bensin sudah berubah menjadi
asam. Jika hal itu sudah terjadi, sebaiknya bensin tidak digunakan dan segera
diganti dengan yang baru.
Bagaimana caranya
untuk mencegah bensin teroksidasi? Sebelum meninggalkan bensin untuk waktu
yang lama, sebaiknya bensin tersebut ditambahkan zat aditif seperti fuel
stabilizer terlebih dahulu. Fungsinya adalah untuk mencegah oksidasi terjadi
dalam waktu dekat. Dengan menggunakan fuel stabilizer, maka bensin masih dapat
digunakan meskipun sudah ditinggal selama 1 – 1.5 tahun. Jika generator tidak
digunakan lebih dari waktu tersebut, sebaiknya semua bensin di kuras terlebih
dahulu, disimpan, kemudian diisi dengan yang baru ketika akan digunakan
kembali. Cara penyimpanan generator dapat di cek disini.
Sekian tips dari kami, semoga bermanfaat!
--
Komentar