Ingatkah Anda akan charger di tahun 1990an dimana kepala
charger sangat besar dan berat serta memakan tempat di steker? Charger zaman
sudah sangat berbeda. Bentuknya kecil, ringan dan mudah untuk dibawa kemana-mana.
Mengapa bisa begitu?
Listrik yang dihasilkan oleh PLN perlu melewati beberapa
tahapan sebelum bisa digunakan pada handphone Anda. Hampir semua perangkat
elektronik siap pakai zaman sekarang menggunakan arus DC. Dari handphone,
laptop hingga senter, semuanya menggunakan listrik dengan arus DC. Arus DC
adalah arus konstan sehingga untuk pengiriman listrik untuk jarak yang jauh
sangatlah tidak effisien. Arus yang
dialirkan dari PLN ke rumahmu adalah arus fluktuatif atau bolak-balik alias
arus AC yang bergerak dengan frequensi 50-60Hz. Jadi tahap pertama untuk
mengecharge handphone kamu adalah mengubah arus AC menjadi arus DC.
Dulu, cara mengubah arus AC menjadi arus DC menggunakan
sirkuit sederhana berupa transformer, bridge rectifier(diode) dan filter capasitor
dengan ukuran besar. Nilai DC yang dihasilkan bergantung dengan besarnya
transformer yang digunakan. Transformer isinya adalah bongkahan besi yang
dililit oleh kawat tembaga. Transformer tidak begitu efisien karena daya yang
melewati kawat tembaga akan berubah menjadi panas. Dibutuhkan transformer yang
lebih besar lagi untuk menambahkan daya yang hilang tersebut Untuk aliran arus DC yang mulus, dibutuhkan
filter capasitor yang besar pula. Ini lah yang membuat charger zaman dahulu
sangat besar dan berat.
Charger zaman sekarang menggunakan teknologi yang berbeda
yang dinamakan switch-mode power supply. Switch mode power supply menggunakan
transistor sehingga hasilnya jauh lebih efisien dan ringan.
Cara kerja switch mode power supply cukup menarik. Awalnya, tegangan
AC melewati rectifier dan filter capasitor agar gelombang yang dihasilnya
menyerupai tegangan DC. ‘Tegangan DC’
ini lalu diubah kembali menjadi AC melalui ‘chopper circuit’ yang menyalakan
dan mematikan tegangan ‘DC’ tersebut dengan sangat cepat, sekitar 10-100KHz (1KHz
= 1000Hz). Jadi sekarang kita mempunyai tegangan AC dengan frequensi yang
sangat tinggi, ribuan kali lebih tinggi dibanding frekuensi AC biasanya yang
hanya 50-60Hz. Karena frekuensinya sangat tinggi, maka rectifier dan filter
capasitor yang digunakan tidak perlu besar-besar dan transformer yang digunakan
juga lebih kecil dan lebih efisien.
Jadi, jika frekuensi AC dinaikan setinggi mungkin, artinya
perangkat yang dibutuhkan untuk mengubah AC menjadi DC menjadi jauh lebih kecil
dan lebih efisien. Kekurangannya adalah frekuensi tinggi tersebut menghasilkan
noise yang dapat dideteksi untuk mesin-mesin yang sensitif serta tegangan DC
yang dihasilkan menjadi lebih bergelombang dibandingkan DC yang dihasilkan
dengan cara konvensional. Oleh karena itu, untuk perangkat elektronik seperti
peralatan untuk pengukuran, sains dan alat-alat audio, power supply konvensional
masih banyak digunakan
Sekian informasi dari kami. Semoga bermanfaat!.
Komentar